Kamis, 17 Oktober 2013

Tulisan 2 Ekonomi Koperasi


PERBEDAAN KOPERASI DI NEGARA SOSIALIS DENGAN KOPERSI DI NEGARA KAPITALIS

·        KOPERASI SOSIALIS        

            Koperasi merupakan bagian dari suatu tata administrasi yang menyeluruh, berfungsi sebagai badan yang turut menentukan kebijakan publik, serta merupakan badan pengawasan dan pendidikan.

            Tampilan terpenting koperasi-koperasi sosialis :            

1.       Koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah

2.       Perencanaan yang ditetapkan secara central

3.       Mereka di ciptakan oleh ideologi-ideologi sosialis non marxisdan oleh-oleh gerakan politik non komunis

4.        mereka mengoposisi pemilikan pribadi dan praktek-praktek kapitalistik di dalam operasi-operasi mereka

5.       Mereka melayani multifungsional

6.       tujuan koperasi dalam konsep sosialis adalah untuk merasionalkan faktor produksi dari kepemilikan pribadi ke pemilikan kolektif,

perencanaan yang di tetapkan secara central

Koperasi-koperasi sosialis ini masih ditandai perbedaan dari koperasi-koperasi model Rochdale. Pertama, mereka mengoposisi pemilikan pribadi dan praktek-praktek kapitalistik di dalam operasi-operasi mereka. Mereka melayani multifungsional. Melnyk menggambarkan ini sebagai "komunitas-komunitas koperasi betul-betul beroperasi pada prinsip-prinsip sosialis dalam satu ling­kungan non-sosialis. Kontradiksi dari koperasi-koperasi sosialis ini adalah bahwa sementara mereka menciptakan model-model atraktif mereka tidak dapat lebih terintegrasi dari sebuah minoritas di dalam bangsa.




·        KOPERASI KAPITALIS

Kapitalisme adal;ah Koperasi merupakan organisasi swasta, yang dibentuk secara sukarela oleh orang-orang yang mempunyai persamaan kepentingan, dengan maksud mengurusi kepentingan para anggotanya serta menciptakan keuntungan timbal balik bagi anggota koperasi maupun perusahaan koperasi dan suatu system ekonomi yang mengatur proses produksi dan pendistribusian barang dan jasa.

Ciri-ciri kapitalisme:

1.       Sebagian sarana besar produksi dan distribusi dimiliki oleh individu

2.       Barang dan jasa diperdagangkan di pasar bebas (free market) yang bersifat kompetitif.

3.       modal kapitalis (baik uang maupun kekayaan lain) diinvestasikan ke dalam berbagai usaha untuk menghasilkan laba (profit)

4.       sistem ekonomi bebas tanpa batas yang didasarkan pada keuntungan di mana masyarakat bersaing dalam batasan-batasan ini

5.       anggota sebagai pemilik yang sekaligus sebagai pelanggan

6.       Keinginan individu dapat dipuaskan dengan cara bekerjasama antarsesama anggota, dengan saling membantu dan saling menguntungkan

7.       Setiap individu dengan tujuan yang sama dapat berpartisipasi untuk mendapatkan keuntungan dan menanggung risiko bersama

8.       Hasil berupa surplus/keuntungan didistribusikan kepada anggota sesuai dengan metode yang telah disepakati

9.       Keuntungan yang belum didistribusikan akan dimasukkan sebagai cadangan koperasi


Referensi :


http://baharizky.blogspot.com/2011/12/koperasi-yang-dijiwai-oleh-kapitalisme.html






Tulisan 1 Ekonomi Koperasi


KOPERASI HIDUP SEGAN MATI TAK MAU

Perkoperasian Indonesia sekarang sedang dalam keadaan yang terpuruk dan sungguh sangat berbeda jika dibandingkan dengan perkoperasian saat koperasi baru dilahirkan. Koperasi saat ini seperti berada diantara hidup dan mati atau seperti kallimat “Hidup Segan Mati Tak Mau” , semakin hari tidak menunjukan kemajuan berkesan melainkan selalu menunjukan kemunduran yang siginifikan. Kondisi koperasi yang memperihatinkan ini dapat kita lihat dari  angka koperasi yang sudak tidak aktif atau tidak beroperasi lagi, yakni sebanyak 27% dari angka 177.000 koperasi yang berada di Indonesia, atau sekitar 48.000 koperasi. Kemunduran ini telah disebabkan oleh beberapa permasalahan yang timbul baik dari dalam tubuh koperasi maupun dari luarnya.

Banyak penyebab kenapa koperasi tidak begitu berkembang saat ini, padahal pemerintah sudah membentuk kementerian untuk khusus menangani koperasi, tapi pada kenyataanya hanyalah angin lalu saja. Cukup banyak koperasi yang bermunculan, namun banyak pula yang hanya meninggalkan namanya saja dan hilang seiring berjalannya waktu. Pada hal sesungguhnya koperasi hadir sebagai wadah untuk mensejahterakan masyarakat.

Salah satu penyebab koperasi pada saat ini yang tidak begitu terkenal seperti dulu adalah :

1.      Masalah Permodalan

Pada saat ini begitu banyak tumbuh bank-bank konvesional, sehingga para pemilk modal lebih memilih unbtuk menyimpan dana ke bank konvesional tersebut. Selain itu sulit bagi pendiri koperasi mendapat akses pembiayaan Karena terkendala aturan main yang ada di bank.

2.      Kualitas Sumber Daya Manusia yang Mengelola Koperasi

Kebanyakan pengurus koperasi telah lanjut usia, karena banyaknya warga yang masih muda atau masih aktif tidak begitu berminat untuk m,engurus sebuah koperasi. Merka lebih sering melakukan usaha-usaha yang lebih modern atau lebih sering menabung atau menanamkan modalnya tepat lain.

3.      Sistem Manejerial

Ketidak profesionalan manajemen koperasi banyak terjadi di koperasi koperasi yang anggota dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Selain itu menggunakan system perhitugan yang manual dan cara manajemen sederhana dalam pengelolaan kopersi

 

4.      Kurangnya Kesadaran Masyarakat

koperasi berkembang di indonesia bukan dari kesadaran masyarakat, tetapi muncul dari dukungan pemerintah yang disosialisasikan ke bawah. Berbeda dengan yang di luar negeri, koperasi terbentuk karena adanya kesadaran masyarakat untuk saling membantu memenuhi kebutuhan dan mensejahterakan yang merupakan tujuan koperasi itu sendiri, sehingga pemerintah tinggal menjadi pendukung dan pelindung saja. Di Indonesia, pemerintah bekerja double selain mendukung juga harus mensosialisasikanya dulu ke bawah sehingga rakyat menjadi mengerti akan manfaat dan tujuan dari koperasi.

5.      Peng-anak Emasan Koperasi Oleh Pemerintah

Pemerintah terlalu memanjakan koperasi, ini juga menjadi alasan kuat mengapa koperasi Indonesia tidak maju maju. Koperasi banyak dibantu pemerintah lewat dana dana segar tanpa ada pengawasan terhadap bantuan tersebut. Sifat bantuanya pun tidak wajib dikembalikan. Tentu saja ini menjadi bantuan yang tidak mendidik, koperasi menjadi ”manja” dan tidak mandiri hanya menunggu bantuan selanjutnya dari pemerintah. Selain merugikan pemerintah bantuan seperti ini pula akan menjadikan koperasi tidak bisa bersaing karena terus terusan menjadi benalu negara. Seharusnya pemerintah mengucurkan bantuan dengan sistem pengawasan nya yang baik, walaupun dananya bentuknya hibah yang tidak perlu dikembalikan. Dengan demikian akan membantu koperasi menjadi lebih profesional, mandiri dan mampu bersaing.

Sebenarnya begitu banyak mengapa koperasi saat ini tidak begitu berkembang atau di minati oleh masyarakat. Mulai dari masalah-masalah kecil hingga ke masalah-masalah terbesar. Maka dapat disimpulkan bahwa perkoperasian Indonesia perlu diperbahuarui dari segala aspek. Sehingga perkoperasian Indonesia lebih diminati dan bangkit kembali, selain itu dapat juga membantu perekonomian kalangan kecil yang ada di Indonesia.

 

Referensi :


http://khairunnisafathin.wordpress.com/2011/10/23/mengapa-koperasi-di-indonesia-sulit-berkembang/